[Fanfiction] Bad Girl Good Girl || Part 1

Title       : Bad Girl Good Girl

Cast       :

  • Jung Minhwa
  • Kim Taehyung
  • Kim Seokjin
  • Min Yoon Gi
  • Park Jimin
  • Jung Hoseok
  • And other cast ^^

 

Happy Reading~

 

Siapa bilang menjadi orang kaya dan terkenal itu menyenangkan? Siapa bilang orang populer itu hidup nyaman? Kim Seokjin, laki-laki berumur 23 tahun itu yang sudah menjalani kehidupan bergelimang harta dan kepopuleran selama ini. Sosok model, aktor, dan penyanyi Korea yang berbakat, putra dari CEO perusahaan Byunghan yang berkonsentrasi dalam bidang pertambangan. Dirinya begitu sempurna. Kekayaan, kepopuleran, paras yang tampan, dan kepintarannya membuat tak ada orang Korea yang tak mengenalnya. Dan kesempurnaan itu tak ada yang bisa membuat orang lain menolaknya, kecuali sosok Song Hyo Sun, adik kelasnya saat SMA dulu yang sekarang menjadi pacar adik tirinya, Jeon Jung Kook. Ia tak habis pikir Hyosun bisa menolaknya, tetapi ia menerima cinta Jungkook. Apa ini masuk akal?

***

“Dasar laki-laki kurang ajar!!”

Seisi cafe menoleh mendengar umpatan gadis berambut pirang yang berdiri di tengah-tengah ruangan. Park Jiyoung, gadis itu tanpa ragu meraih gelas yang masih penuh dengan jus jeruk dan mengguyur laki-laki pemilik minuman. Orang-orang yang ada di cafe itu terkejut, begitu pula dengan Kim Taehyung, laki-laki yang di guyur dan perempuan yang duduk di hadapannya.

Secepat kilat gadis yang duduk di hadapan Taehyung mengelap air yang ada di wajah tampannya. Pemandangan itu tentu saja membuat Park Jiyoung semakin muak dan mengguyur perempuan itu juga dengan segelas air putih yang ada disana. Mendapati wajahnya yang sekarang basah, gadis itu hanya diam di tempatnya. Pengunjung cafe begitu terkesan dengan drama nyata yang mereka lihat langsung, di depan mata kepala mereka sendiri.

Keheningan bertahan beberapa detik, hingga akhirnya sebuah kalimat penutup membuat guratan senyum samar di wajah perempuan itu.

“Mulai sekarang kita bukan siapa-siapa lagi. Kita sudah selesai, Kim Taehyung. Aku membencimu..”

Setelah menyelesaikan kalimatnya, Park Jiyoung langsung berlari pergi meninggalkan Taehyung dan perempuan tadi. Taehyung beralih menatap perempuan yang ada di hadapannya.

“Kau memang jahat, Kim Taehyung. Nappeun namja..” tegas perempuan itu yang membuat hati Taehyung remuk seketika. Ia segera berdiri dan merapikan bajunya yang basah karena siraman air tadi, lalu ia mengeluarkan dompet, mengambil beberapa lembar uang dan meletakkannya di atas meja yang berantakan itu.

“Aku berharap kau menyesali perbuatanmu. Aku tidak akan pernah melupakan apa yang terjadi padaku hari ini..”

Itulah kalimat terakhir yang Taehyung dengar dari perempuan itu sebelum ia melenggang keluar dari cafe. Taehyung menghela nafas berat. Bagaimana bisa ia ditinggalkan begitu saja?

Suara bisik-bisik gaduh mulai terdengar dalam cafe. Tak tahan melihat orang-orang disekitarnya mulai bergosip ria, ia segera mengeluarkan ponselnya.

“Jemput aku di Purple cafe..”

***

Jung Minhwa sedang mengeringkan rambutnya yang basah ketika Park Jimin, orang yang tinggal satu rumah dengannya masuk ke kamarnya.

“Kau kena guyur lagi?” tanya laki-laki mungil yang berbadan atletis itu. Jung Minhwa yang melihat pantulan bayangan Jimin dari cermin hanya mendesah pelan.

“Tak bisakah kau mengetuk pintu dulu sebelum masuk?”

Ucapan Minhwa membuat Jimin kembali berjalan keluar lalu mengetuk pintu dan kembali masuk ke kamar Minhwa. Minhwa mendecak pelan sambil mematikan hairdryer-nya, dalam hati ia mendumel karena kebodohan dan kepolosan sosok Park Jimin.

“Aku sudah mengetuknya. Kau kena guyur lagi?” tanya laki-laki itu saat berjalan ke arah Minhwa. Minhwa yang sedang menyisir rambutnya hanya menjawab dengan gumaman.

Park Jimin terkekeh pelan melihat Mihwa yang sepertinya dalam keadaan yang tidak baik.

“Kau masih bisa tertawa?”

Jimin yang kini tak bisa menahan tawanya melihat Minhwa marah langsung tertawa terbahak-bahak hingga air mata keluar dari ujung matanya. Tiba-tiba tawa suara tawa Jimin hilang saat seorang namja berkulit putih susu memukul kepalanya dari belakang, membuat Jimin langsung diam dan berjalan mundur sambil mengelus kepalanya.

“Bagaimana keadaanmu?” tanya laki-laki itu sambil membantu Minhwa mengikat rambutnya saat Minhwa mengulurkan ikat rambut padanya.

Minhwa tersenyum simpul. “Aku rasa aku beruntung karena hanya diguyur air. Walau sebenarnya begitu memalukan diguyur air oleh perempuan seperti dia, tetapi aku merasa puas. Setidaknya ia tidak menamparku..” jawab perempuan itu sambil membenarkan poninya.

“Jika aku menjadi kau, aku akan mengguyur balik perempuan itu..” ujar Jimin sambil mempraktikan caranya mengguyur perempuan itu.

Minhwa terkekeh pelan melihat tingkah Jimin. “Itu akan membuat imageku buruk dimata Taehyung.. Aku tidak bisa melakukan itu..” timpal Minhwa disela kekehannya.

Suasana mendadak hening ketika layar ponsel Minhwa berkedip-kedip. Ia menghela nafas pelan saat melihat nama Taetae terpampang disana.

“Aku rasa Taehyung benar-benar kau buat gila..”

Minhwa terkekeh pelan mendengar ujaran laki-laki yang mengikat rambutnya. “Apa aku harus mengangkatnya?” tanya Minhwa pada laki-laki itu.

“Biarkan aku yang mengangkatnya!” seru Jimin sambil mengangkat tangan kanannya. Minhwa langsung meraih ponselnya dan memengulurkannya pada Jimin. Jimin menyambut handphone itu dengan senyum khasnya. Minhwa terkekeh melihat Jimin yang terlihat begitu senang saat mau membodohi Kim Taehyung.

Jimin segera mengangkat telepon itu, lalu mengeraskannya.

“Minhwa-ya..”

“Apa lagi yang kau inginkan?!! Kau tau betapa beratnya bagiku untuk melepasnya? Dan apa yang kau lakukan? Apa yang kau lakukan padanya?!!” seru Jimin dengan nada tinggi. Minhwa dan laki-laki yang berdiri di sebelahnya hanya terdiam melihat drama yang coba Jimin buat.

“Jimin-ssi??”

“Orang sepertimu memang tak bisa dipercaya. Mulai sekarang jangan pernah sekalipun mendekatinya atau kau akan habis di tanganku..” ancam Jimin yang membuat Minhwa terpaksa menahan tawanya.

“Dimana Minhwa sekarang? Aku harus bicara dengannya.. Ini semua salah paham..”

“Salah paham? Kau pikir ia bisa percaya dengan kata-katamu? Mulai sekarang jangan pernah menghubungi Minhwa lagi.. Apapun bentuknya.. Jangan pernah hubungi dia atau kau habis di tanganku..” ujarnya langsung menekan tombol merah disana.

“Aku sudah mengurusnya..” ucap Jimin sambil mengangkat handphone itu.

Minhwa menganggukkan kepalanya. “Kau lumayan juga dalam berakting,” katanya sedikit memuji, membuat Jimin besar kepala.

“Kalian semua disini?”

Pertanyaan itu membuat Minhwa, Jimin, dan Yoon Gi, laki-laki yang berdiri di samping Minhwa menoleh ke arah sumber suara. Jung Hoseok, lelaki berambut coklat itu berjalan ke arah Minhwa.

“Aku punya proyek baru untuk kalian,” ucapnya sambil menyerahkan majalah pada Minhwa.

“Kim Seok Jin??!” seru Minhwa saat melihat model yang tertera pada sampul majalah tersebut.

“Apa maksudmu, hyung? Ini proyek baru kita? Bagaimana dengan Jiyoung dan Taehyung?” tanya Jimin yang juga dilanda kebingungan sama dengan Minhwa.

“Lupakan saja mereka.. Ini proyek yang lebih besar dan menguntungkan untuk kita..” jawab Hoseok sambil duduk di kasur Minhwa.

“Aku menolak..” ucap Minhwa tiba-tiba, membuat ketiga laki-laki yang ada disana menoleh ke arahnya.

“Eiihh.. aku belum bacakan misi kita.. Bagaimana kau bisa menolak sebelum tau apa yang akan kita lakukan?” protes Hoseok.

“Aku tidak mau melakukannya. Aku menolaknya. Sudah berapa kali aku katakan, kita tidak akan terlibat kontrak apapun dengan artis. Apapun itu. Tidak akan pernah.” Tegas Minhwa yang membuat Hoseok harus menghela nafas panjang sebelum menjelaskan.

“Apa kau tidak kasihan dengan oppamu? Oppamu ini mati-matian menghidupimu dan kedua penumpang ini.. Kau ingin oppa mati terlilit hutang?”

Minhwa mendengus kesal. “Sebanyak itukah hutang oppa hingga oppa harus mati karenanya?”

Hoseok memanyunkan bibirnya. “Jika iya, apa kau mau membiarkan oppa mati begitu saja?” tanya Hoseok dengan nada setengah mengancam.

“Aku rasa lebih baik jika oppa mati saja..” jawab Minhwa sambil beranjak pergi dari ruangan itu.

“Y..Yak! Minhwa!” seru Jimin yang terkejut mendengar jawaban Minhwa.

“Kalau begitu aku akan mati!!” seru Hoseok kesal. Minhwa yang mendengar itu hanya melambaikan tangan kanannya, tanda ia tidak mau ikut campur urusan kakaknya.

***

Hembusan lembut angin sore Seoul menemani gadis yang duduk di balkon lantai dua rumahnya membaca buku sambil mendengarkan musik kesukaannya. Itu memang menjadi kebiasaannya saat waktu luang jika ia berada di rumah pada sore hari yang cerah. Tidak seperti perempuan lain yang memilih untuk menghabiskan waktu untuk bercanda dengan teman-teman atau berjalan-jalan di mall, Minhwa lebih senang menghabiskan waktunya untuk memperkaya dirinya sendiri dengan berbagai pengetahuan yang ia dapat dari buku-buku yang ia baca.

“Apa kau marah karena oppamu?”

Pertanyaan itu malah membuat Minhwa semakin berkonsentrasi pada bukunya hingga keningnya berkerut, pura-pura tak mendengar apapun.

“Apa kau benar-benar tidak mau karena dia artis?”

Minhwa hanya membalik lembaran buku tersebut saat mendengar pertanyaan itu, masih tidak mau menggubris laki-laki yang sekarang sudah duduk di sampingnya.

“Apa kau marah pada oppamu?”

Kali ini Minhwa yang sudah tidak tahan pada keberisikan laki-laki itu langsung menutup bukunya. “Apa kau memang suka ikut campur urusan orang lain?” tanya Minhwa ketus.

Laki-laki itu menelan ludahnya. “Bukan begitu.. tetapi.. dia melakukan ini juga demi kebaikanmu.. Kau tau berapa hutang kakakmu? Hampir 600 juta won. Kau bisa membayangkannya? Apa kau tega menjual kakakmu seharga 600 juta won?” tanya laki-laki itu.

Minhwa meraih cangkir yang berisi kopi di meja yang terletak di samping kanannya. “Ternyata lebih 100 juta won dari perkiraanku..” ucap Minhwa yang kemudian menyesap kopinya.

Laki-laki itu menganga tak percaya. “Kau.. Kau memberi label harga pada kakakmu? Kakakmu sendiri??!”

Minhwa menganggukkan kepalanya. “Dia lebih mahal dari yang kukira,” jawabnya sambil meletakkan kembali kopinya.

Laki-laki itu mengepalkan tangannya, mencoba menahan amarah. “Apa kau benar-benar menjadi bad girl sekarang?”

Minhwa terkekeh pelan, lalu merawang jauh menatap langit. “Ck. Bahkan patnerku sendiri kini mengataiku seorang bad girl. Apa kau tidak satu kapal lagi denganku sekarang?” tanya Minhwa mencoba menahan amarahnya.

Laki-laki itu menghela nafasnya pelan, mencoba untuk tidak terbawa emosinya. “Bukan begitu.. Tapi.. Oppamu sudah berusaha keras untuk kita semua.. Kini ia di kejar-kejar hutang.. Dan hanya proyek Kim Seok Jin-lah yang dapat menutupi hutangnya..”

Minhwa mengeluarkan buku tabungan dari saku jaketnya, lalu menyerahkannya pada Jimin, laki-laki yang duduk disampingnya. “Ada 500 juta won disana, akan aku cari 100 juta won lagi, jadi jangan terima proyek itu..” ucapnya sebelum meninggalkan Jimin dan uang tabungannya.

Leave a comment