[Fanfiction] I’m Not Her (Not Me!!) ||Chaptered||Part 1

Suga

Title: I’m Not Her (Not Me!!)
Author: Ace Min
Cast:
• Yoon Harim (OC)
• Kim Tae Hyung/ V (BTS)
• Jung Haneul (OC)
• Min Yoon Gi/Suga (BTS)
• And other cast
Genre: Romance
Rating : T
Length : Chaptered

Apakah reinkarnasi itu benar-benar nyata? Atau.. mereka diciptakan memiliki begitu banyak persamaan namun berbeda orang tua? Jadi.. setiap orang memiliki kembaran di muka bumi ini? Apakah ia benar-benar orang yang sama? Semakin lama aku pikirkan, hal ini semakin terlihat begitu tidak mungkin. Tetapi ia begitu mirip dengan Minhwa. Sebenarnya siapa perempuan itu? Malaikat? Penyihir? -Yoon Gi

Part 1
Haneul sedang membereskan bukunya ketika Harim beranjak dari tempat duduknya. Hari ini hari pertama Harim mengikuti kuliah di universitas ini. Ia sempat beberapa kali menguap saat mengikuti kelas terakhir tadi, sehingga ia memutuskan untuk dapat keluar dari kelas itu sesegera mungkin.

“Harim-ssi..”
Penggilan itu membuat Harim menghentikan langkahnya, menoleh.

“Apa kau tidak mau berkeliling melihat area kampus?” tanya Haneul.

Harim menyunggingkan senyumnya. “Aku tidak mau menghabiskan waktumu untuk belajar agar kau tetap menjadi mahasiswa terbaik disini. Lagipula aku tidak begitu tertarik dengan kampus ini. Jika aku membutuhkannya, aku akan menghubungimu.” Ucapnya sambil menepuk bahu Haneul pelan lalu berlalu meninggalkannya, membuat Haneul menganga tak percaya dengan kenyataan yang baru saja ia lihat. Ia tidak menyangka Harim adalah orang yang semenyebalkan itu, padahal saat berkenalan tadi ia terlihat begitu baik dan menyenangkan. Ia mendesah pelan menyadari kebodohannya yang sudah berfikir bahwa ia mirip Minhwa. Dia benar-benar berbeda dengan Minhwa.
***
Harim berlari kecil menuju kafe yang terletak di seberang kampusnya. Saat ia masuk ke kafe itu, ia mengedarkan pandangannya menelusuri isi seluruh kafe itu. Hingga lambaian tangan Seokjin, laki-laki yang duduk di pojok kafe membuat ia tersenyum dan segera berjalan menghampirinya.

“Apa kau sudah menunggu lama?” tanya Harim kepada laki-laki yang akrab disapa Jin itu. Laki-laki itu hanya tersenyum dan menunjukkan gelas yang berisi Cappucino Float yang tinggal separuh, menunjukkan ia sudah cukup lama ada disana. Harim yang melihat itu hanya meringis dan segera duduk di kursi yang berada di hadapan laki-laki itu.

“Bagaimana hari pertamamu di kampus?” tanya Jin saat melihat wajah Harim yang sepertinya terlihat kurang baik.

Harim mendesah pelan. “Oppa, apa kau menyuruhku kesini hanya untuk menanyakan hal itu?” protes Harim yang malah membuat Jin tersenyum simpul.

“Apa banyak yang menggodamu?” tanya namja itu lagi, membuat Harin menghela nafas kasar.

“Ntahlah. Aku rasa mereka tidak pernah melihat perempuan secantik aku dalam hidup mereka hingga mereka selalu merecokiku, menggangguku, dan mengajakku berkenalan setiap saat.” Jawab Harim sekenanya.
Jin terkekeh mendengar omelan Harim yang terdengar begitu manis ditelinganya, hingga kekehannya terhenti ketika seorang pelayan kafe mengantarkan vanilla latte ke meja mereka.

“Terimakasih..” ucap Jin kepada pelayan itu sebelum pelayan itu pergi.
Harim menyunggingkan senyumnya melihat segelas vanilla latte yang ada di hadapannya sekarang. “Whoaa.. Kim Seok Jin! Apa kau juga sedang berusaha menggodaku sekarang?” tanya Harim yang terpukau karena Jin memesankan minuman kesukaannya.

Jin mengedikkan bahunya. “Entahlah.. hanya saja.. aku rasa kau menyukainya jika aku melakukan ini untukmu..” jawabnya yang membuat senyum Harim tidak habis-habisnya merekah di wajahnya.

“Lalu kenapa oppa mengajakku bertemu hari ini? Bukan hanya karena vanilla latte ini, kan?” tanya Harim yang masih penasaran mengapa Jin sangat ingin bertemu dengannya hari ini.

Jin membenarkan posisi duduknya sebelum menjawab pertanyaan Harim. “Jika aku jawab hanya karena vanilla latte itu bagaimana?”

Harim langsung cemberut mendengar jawaban Jin. “Apa oppa sedang mempermainkanku sekarang?” kesalnya.

“Apa aku terlihat seperti itu?” tanyanya yang membuat Harim semakin kesal.

“Aku serius oppa!” kesalnya.

“Aku juga serius.. Karena vanilla latte menjadi alasanku mengajakmu bertemu hari ini.. karena aku lagi-lagi merindukanmu..” ucap Jin yang kemudian meneguk cappucino floatnya, membuat Harim mengedipkan-kedipkan matanya, tak percaya.

“Apa kau masih menemui Taehyung?” tanya Jin yang mencoba mengalihkan topik untuk menghilangkan rasa canggung diantara mereka berdua.

“Terakhir aku bertemu dengannya hanya saat makan malam dengan kolega appa beberapa hari yang lalu.. Kenapa?” tanya Harim yang bingung karena Jin tiba-tiba membicarakan Taehyung.

“Tidak.. hanya saja beberapa hari yang lalu aku melihatnya datang ke kantor appamu. Aku rasa ia benar-benar menyukaimu..” ujarnya yang membuat Harin menghela nafas berat.

“Sudah berapa kali aku katakan, aku tidak ada hubungan apapun dengannya selain teman karena ia anak dari rekan bisnis appa, tak ada yang lain. Aku juga tidak suka padanya. Ia begitu aneh dan menyebalkan.” Jawab Harim. “Kenapa hari ini oppa membicarakan semua hal yang tak ingin aku bicarakan?” tanya Harim lalu meneguk vanilla lattenya.

“Karena aku tidak ingin kehilanganmu..”
Jawaban Jin sukses membuat Harim tersedak. Jin segera bangkit dari tempat duduknya dan langsung menepuk-nepuk punggung Harim pelan.

“Kau tidak apa-apa?” tanya Jin pelan.
Harim masih terbatuk-batuk pelan, namun ia menjawab pertanyaan Jin dengan membuat tanda OK dengan tangan kanannya.

“Makanya kalau minum itu pelan-pelan..” ujar Jin yang membuat Harim merengut.

“Daebak! Bagaimana bisa oppa menyalahkanku padahal jelas-jelas ini semua terjadi karena perbuatanmu?” protes Harim yang membuat Jin terkekeh.

“Perbuatan apa? Aku melakukan apa?” tanya Jin sok ga tau.

Harim menghela nafas berat untuk yang kesekian kalinya. “Melakukan apa? Kau masih tidak sadar? Oh my.. Apa oppa tidak sadar baru saja kau sudah menggodaku lagi?” tanyanya yang membuat Jin menyunggingkan senyumnya.

“Apa kali ini kau mulai mencintaiku lagi?” tanya Jin yang membuat Harim memukul bahunya.

“Jangan berharap!! Aku tidak akan pernah mau kembali padamu! Tidak akan pernah!” serunya yang membuat Jin menghela nafas pelan.

“Bagaimana bisa kau menolakku tiga kali secara berturut-turut? Hatiku benar-benar terluka..” ucapnya. Harim langsung mendorong Jin untuk menjauh darinya dan kembali duduk ke tempat duduknya.

“Jangan mengatakan hal-hal seperti itu lagi. Aku sudah move on darimu. Jadi jangan menggodaku lagi,” ucap Harim lalu meneguk sisa vanilla lattenya.

Jin tersenyum mendengar kata-kata Harim. Ia memang sangat mencintai perempuan itu, namun takdir berkata lain. Ibu Jin adalah ibu tiri Harim, begitu pula ayah Harim adalah ayah tiri Jin. Memang tak ada hubungan darah antara mereka berdua, namun pernikahan ayah dan ibu mereka membuat hubungan yang sudah mereka jalin selama 2 tahun kandas begitu saja. Meskipun kini mereka saudara tiri, mereka masih memperlakukan satu sama lain bukan seperti saudara, bahkan Harim dan Jin masih tidak mau mengakui ayah dan ibu tiri mereka.
***
“Taehyung-ah.. kenapa wajahmu begitu jelek hari ini? Apa kau masih tidak bisa menghubunginya?”

Laki-laki yang bernama Taehyung itu menolehkan kepalanya ke arah sumber suara. Ia melihat Jimin, sahabatnya berjalan menghampirinya yang sedang duduk-duduk di ruang khusus milik Taehyung. Ruangan itu tidak cukup luas, namun cukup nyaman untuk mengobrol dan belajar disana. Ruangan yang berada di basement itu tidak melalui pintu utama, sehingga teman-teman Taehyung dapat masuk ke ruangan ini tanpa merasa canggung dengan keluarganya.

“Apa lagi-lagi hari ini kau tidak bisa menghubunginya??” tanya Jimin saat duduk di sampingnya melihat Taehyung yang berkali-kali mengecek Hpnya. Taehyung yang mendengar pertanyaan Jimin menoleh ke arah Jimin sebentar, lalu kembali melihat handphonenya.

“Yaakk.. Kim Taehyung! Apa kau sebegitu tergila-gilanya dengan sosok Harim?” tanya Jimin lagi setengah meledek. Taehyung langsung membenarkan posisi duduknya untuk menatap Jimin dengan jelas.

“Kenapa kau ribut sekali? Apa kau tidak bisa diam?” tanya Taehyung sambil menunjukkan ponselnya kepada Jimin, membuat wajah Jimin berubah menjadi cemberut.

“Hyung! Hyung! Kau tau? Aku menemukannya!”
Teriakan itu membuat Jimin dan Taehyung menoleh ke arah sumber suara. Dilihatnya seorang laki-laki berambut merah berlari ke arah mereka. “Harim.. ia ada di kafe bersama Seokjin..” ujar namja itu saat duduk di depan mereka dengan nafas terengah-engah.

“Sudah aku duga! Ia pasti mempermainkanmu..” lagi-lagi Jimin mencoba menghasut Taehyung, membuat Taehyung memasang wajah kesalnya.

“Apa kau benar-benar tidak bisa diam?”
***
Sosok laki-laki berambut orange terlihat berdiri di depan pintu apartemen Harim. Harim mengernyitkan dahinya, mencoba melihat dengan jelas siapa yang ada disana, hingga ia menghela nafasnya lelah saat baru menyadari sosok Taehyunglah laki-laki itu.

“Apa aku bisa bicara denganmu?” tanyanya saat Harim tlah berdiri di hadapannya.

“Apa kita perlu bicara?” tanya Harim balik dengan nada yang begitu dingin.

“Kenapa kau seperti ini padaku?” tanya Taehyung bingung karena sikap Harim yang terasa begitu membencinya padahalia tidak pernah melakukan kesalahan apapun pada yeoja itu.

“Bukankah memangnya seharusnya seperti ini?” tutur Harim sambil menyedekapkan tangannya. Ia terlihat begitu marah pada Taehyung karena ia menghalanginya untuk membuka pintu.

“Apa kau tidak tau kalau kita akan dijodohkan? Kenapa kau seperti ini?” tanyanya tak percaya melihat sikap Harim padanya.

“Karena aku tidak menyukaimu Taehyung-ssi. Sudah aku bilang aku tidak mau jadi pacarmu. Aku perlu berkata apa lagi untuk menyadarkanmu?”

Taehyung menggertakkan giginya. “Apa kau benar-benar mempermainkanku?”

“Terserah apa yang kau pikirkan..” ujar Harim sambil mencoba mendorong Taehyung agar tidak menghalanginya, namun malah ia didorong balik oleh Taehyung hingga punggungnya kini menempel pada tembok.

“Kau tau perusahaan ayahmu sangat bergantung pada perusahaan ayahku? Aku bisa melakukan apapun untuk membuatmu menjadi milikku..” ujar Taehyung yang tangannya masih berada di bahu yeoja itu, membuat yeoja itu tidak berdaya untuk melawan kekuatan Taehyung.

“Lakukan saja jika kau bisa Kim Taehyung..” ucap Harim tanpa rasa takut sedikitpun sambil mencoba menyingkirkan tangan Taehyung dari bahunya.

“Apa yang kalian lakukan?”
Suara laki-laki yang berada di depan pintu yang lain membuat Harim dan Taehyung menolehkan kepalanya, membuat tangan yang tadi menahan Harim perlahan terlepas.

“Oh! Suga!” teriak Harim girang dan langsung menghampiri namja itu. Taehyung hanya menatap mereka berdua penuh tanda tanya.

“Kenapa kau keluar malam-malam seperti ini? Apa kau ingin menjemput ibumu? Ayo aku antar!” girang yeoja itu. Yoon Gi masih diam dengan tingkah yeoja itu yang sok kenal dengannya yang kini mulai mendorong kursi rodanya. Hingga beberapa waktu kemudian senyum tipis tergores pada wajah Yoon Gi karena ia menyadari sesuatu.
Minhwa pernah melakukan hal yang sama dengannya.
***

Leave a comment